Minggu, 21 Oktober 2012

Aeromodelling adalah suatu kegiatan yang mempergunakan sarana miniatur (model) pesawat terbang untuk tujuan rekreasi, edukasi dan olahraga.


Kegiatan ini umumnya digemari oleh peminat ilmu pengetahuan dan teknologi secara perorangan ataupun yang tergabung dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, kelompok atau komunitas.

Pada dasarnya peminat aeromodelling ini secara alami terbagi dalama 3 kategori:
  • Aeromodelling sebagai sarana untuk bersenang-senang (fun).
  • Aeromodelling sebagai sarana menimba dan memperdalam ilmu pengetahuan.
  • Aeromodelling sebagai sarana pencapaian prestasi olahraga kedirgantaraan.

Pada umumnya kategori dua yang terakhir saling berhubungan erat dan konsisten dalam menjalankan kegiatan ini. Kegiatan aeromodelling tidak semata-mata mempersiapkan remaja untuk berprofesi dalam dunia penerbangan karena ada 2 pengaruh sosial. Pertama yaitu melatih ketekunan, kesabaran dan ketelitian serta menikmati keindahan, kedua mendapatkan nilai tambah/bekal untuk berkarier di dalam dunia penerbangan.

Aeromodelling Indonesia semakin lama semakin berkembang. Aeromodelling merupakan olahraga Dirgantara yang tumbuh bersama-sama dengan dunia penerbangan baik sipil maupun militer. Di Indonesia aeromodelling pertama populer di lingkungan TNI - AU melalui Kepanduan Pramuka Dirgantara.

Kegiatan pembuatan pesawat model ini dimulai sejak tahun 1946 bersamaan dengan dirintisnya pembuatan pesawat layang pertama di Yogyakarta ( Aeromodeller dan Pandu Udara ) dan berkembang ke kota-kota besar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Surakarta.

Untuk menampung peminat yang makin banyak maka AURI ( TNI AU ) memberikan wadah "BIRO AERO CLUB" yang dibina oleh Kapten G. Reuneker, dan untuk pertama kalinya diadakan perlombaan pada tanggal 27 Januari 1952 di Pangkalan Udara Cililitan atau Halim Perdanakusuma Airport yang diikuti klub-klub aeromodelling dari kota-kota di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan.

Pada 9 April 1953 Biro Aero Club membuka kursus aeromodelling di Jakarta yang mendapat perhatian besar dari masyarakat. Menyusul perlombaan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1954, yang diikuti oleh Aero Club Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Banjarmasin, Makasar, Ambon dan perlombaan ini dilaksanakan setiap tahun.

Juni 1954 untuk pertama kalinya diadakan perkemahan Pandu Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia. Di dalam perkemahan ini dilaksanakan perlombaan kedirgantaraan. Perlombaan ini merupakan percobaan jajak pendapat untuk melihat animo masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk mendidik pelatih-pelatih khusus hingga pada tahun 1955 telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia.

Kegiatan Aero Club mulai nampak dengan berdirinya Aero Club di kota-kota besar antara lain: Aviantara di Bandung, Jakarta Aero Club di Jakarta, Pemudara dan Yan Debrito di Yogyakarta, Surakarta Aero Club di Surakarta, Malang Aero Club di Malang.

Perlombaan tahun 1957, bagi pemenang perlombaan dipilih untuk dikirim ke Yugoslavia mengikuti pendidikan Terbang Layang.Tahun 1960 TNI AU bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( P&K ) menyelenggarakan pendidikan kursus aeromodelling dan Peroketan (K.A.P) bertempat di Wing Pendidikan 04 Lanud Adi Sumarno.

Pendidikan K.A.P ini diikuti oleh siswa-siswa daerah, baik anggota TNI, Sipil TNI, Guru maupun Pramuka. K.A.P berjalan sampai beberapa periode. Dari hasil pendidikan K.A.P tumbuh masukan-masukan / usul-usul daerah untuk menghimpun perkumpulan atau klub-klub aeromodelling dalam satu organisasi.

Dari masukan-masukan atau usulan-usulan, Letnan Suhartono ( Kepala Kursus Aeromodelling dan Peroketan ) akhirnya memprakarsai untuk mengadakan pertemuan membahas organisasi aeromodelling.

Tahun 1962 di Hotel Merdeka Solo terlaksana diselenggarakan Rapat Rencana Pembentukan Organisasi Aeromodelling, yang dipimpin oleh Letnan Suhartono.

Dari hasil rapat disepakati terbentuknya organisasi aeromodelling dengan nama Federasi Aeromodelling Seluruh Indonesia disingkat FASI, yang kemudian nama FASI dijadikan nama dari induk seluruh cabang olahraga dirgantara di Indonesia. Sebagai pusat Organisasi adalah kota Solo di Skadik 011 Wing pendidikan 04, khususnya dalam mengembangkan olahraga dirgantara dikalangan Pramuka.

Pada tahun 1966 telah diadakan kerjasama antara kwartir nasional Gerakan Pramuka dengan kepala staf TNI Angkatan Udara, dengan membentuk satuan karya Dirgantara atau Kompi-Kompi Pramuka Angkasa dengan menyelenggarakan pendidikan diantaranya aeromodelling. Dalam upacara pembukaannya ditandai dengan demonstrasi aeromodelling, terbang layang, terjun payung, pesawat bermotor serta peluncuran roket yang diselenggarakan di Pulo Mas dengan inspektur upacara Bung Karno.

Untuk tinggal landas digunakan jalan By Pass sebagai landasan pesawat terbang layang dengan pesawat penarik AUSTER dan di Senayan Jakarta. Tanggal 10 - 20 November 1968 diselenggarakan Loka Karya Nasional Pramuka dengan ANUDIRGA (Andalan Nasional Urusan Dirgantara Bapak Kardono di Jakarta (Halim Perdanakusuma).

Olahraga aeromodelling ini dilombakan baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Sejak tahun 1978 olahraga ini sebagai cabang yang dilombakan ekshibisi di PON (Pekan Olahraga Nasional) sampai PON XI 1981. Namun pada PON XII tahun 1989 cabang olahraga aeromodelling tidak lagi diperlombakan. Kemudian pada tahun 2000 mulai lagi dilombakan dalam PON XV di Jawa Timur. Selain melaksanakan lomba aeromodelling juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan PB FASI seperti Jambore Aero Sport, Safari FASI dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar